
Betapa besar kepentingan politik kentara dalam organisasi PSSI sekarang ini
Untuk  ikut petisi tersebut, pengakses harus memasukkan surat  elektronik,  nama, dan kota. Dengan demikian, pengelola berharap satu  orang hanya  mengisi satu petisi sekali saja. Meski tuntutan agar mundur  semakin  deras, Nurdin berkeras melawan. “Saya tegaskan sekali lagi saya  tidak  akan pernah mundur,” kata Nurdin usai pertandingan laga final  Piala AFF  antara Indonesia melawan Malaysia, Rabu (29/12).
Lantas  apa untungnya menjadi Ketua Umum PSSI. Mantan Ketua Bidang  Organisasi  PSSI Tondo Widodo pun punya komentar. “Ketua Umum PSSI itu  jabatan  gengsi,” ujar Tondo ketika dihubungi, Senin (3/1). Tondo menilai   jabatan Ketua Umum PSSI menjanjikan sebuah masa depan yang cerah.   Sebab, sepak bola merupakan olahraga yang paling diminati di Indonesia.   Sehingga, kata Tondo, orang-orang yang menjadi Ketua Umum PSSI bakal   mendapat nama harum di mata masyarakat jika mereka sukses di PSSI.
Tondo  menganggap apa yang terjadi pada Nurdin juga tidak jauh  berbeda. Tondo  melihat ada indikasi jabatan ketua umum PSSI menjadi batu  loncatan  bagi karier politik Nurdin.  “Itu ingin dia pakai sebagai  investasi  politik,” tegas Tondo. Nurdin sendiri mengatakan: “Justru  orang-orang  yang menuduh saya politis itu punya kepentingan politik.”
Selain  itu, lanjut Tondo, PSSI sebenarnya menjanjikan keuntungan  ekonomi.  “Karena sponsornya begitu besar,” ujar Tondo. Menurut Deputi  Sekretaris  Jenderal PSSI Bidang Keuangan dan Akuntansi PSSI Achsanul  Qosasih,  PSSI menuai laba sekitar Rp 7-10 miliar. Namun, Achsanul belum  bisa  memastikan jumlahnya karena perhitungan resminya belum ia terima.
Menurut  politikus Partai Demokrat tersebut, PSSI menerima sekitar Rp  10 miliar  dari Piala AFF bulan lalu. Sebelumnya, Ketua Panitia Lokal  Piala AFF  Joko Driyono mengatakan dari hasil penjualan tiket dari Piala  AFF, PSSI  mendapat laba mencapai Rp 20 miliar. Namun, menurut Achsanul,  dana  tersebut belum dikurangi bonus pemain dan lain-lain.
PSSI  selama ini juga mendapat pemasukan melalui sponsor Liga Super   Indonesia. Perusahaan Djarum sebagai sponsor Liga Super Indonesia   mengucurkan Rp 37,5 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari Liga Super   Indonesia sebelumnya yang mencapai Rp 35 miliar. Nilai sponsor itu belum   termasuk sponsor dari koran Top Skor dan PT Mitra Adiperkasa.
Selain  itu, PSSI mendapat pemasukan dari subsidi Federasi Sepak Bola   Internasional Indonesia (FIFA) senilai Rp 2,3 miliar untuk satu tahun.   Setiap tahun, PSSI juga mendapat dana segar dari Anggaran Pendapatan dan   Belanja Negara sebesar Rp 20 miliar setiap tahun. PSSI juga meraup   pendapatan dari klub karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para   pemain di Liga Super Indonesia.
Meski  terus mendapat kucuran dana yang cukup, prestasi tim nasional   Indonesia di masa kepemimpinan Nurdin tidak juga bersinar. Sejak Nurdin   menjadi Ketua Umum PSSI tahun 2003, sepak bola Indonesia paceklik   prestasi. Di tingkat Asia Tenggara, Indonesia tidak pernah menjadi juara   terutama di SEA Games dan Piala AFF yang sebelumnya bernama Piala   Tiger.
Prestasi  buruk tim nasional tersebut tidak lantas membuat Nurdin  legowo untuk  mundur. Berbeda halnya dengan Ketua Umum PSSI 1982-1983  Sjarnoebi Said.  Sjarnoebi dengan ksatria mengundurkan diri meski masa  jabatannya masih  tersisa dua tahun karena tim nasional Indonesia gagal  di Pra-Olimpiade  pada 1983.
Hal  serupa dilakukan Ketua Umum PSSI 1991-1999 Azwar Anas. Azwar   meletakkan jabatannya pada September 1998 setelah tim Garuda gagal masuk   final di Piala Tiger (sekarang Piala AFF) 1998. Sementara, Ketua Umum   PSSI 1999-2003 Agum Gumelar menolak dicalonkan lagi menjadi Ketua Umum   PSSI pada 2003.
sumber ruanghati.com 
0 Comment:
Post a Comment